PERAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
DALAM REVOLUSI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Disarikan
dari Berbagai sumber Oleh : DR. H. Fatah Sulaiman
Disampaikan dalam kuliah perdana
Program Pasca Sarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurusan Teknologi Pembelajaran
A. Pendahuluan
Saat ini
kita berada pada era revolusi teknologi informasi dan komunikasi, ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan informatika yang
mendorong pada percepatan perubahan dari era revolusi industri ke era informasi global. Hal ini berdampak pada
semakin cepat, terbuka dan tersebarnya informasi dari berbagai belahan dunia,
seakan dunia tanpa batas, borderless
menembus batas jarak ruang dan waktu. Pengaruhnya meluas ke berbagai aspek
kehidupan termasuk bidang pendidikan.
Pendidikan
merupakan suatu proses akademik melibatkan berbagai elemen yaitu
pendidik/pengajar, pembelajar, materi dan sumber belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas nilai sosial, budaya, agama, IPTEK serta mempersiapkan
pembelajar/peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman kehidupan nyata.
Berbeda
dengan era pertanian dan industri, masyarakat dunia telah berada dalam era
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society). Dalam era seperti ini, kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan
pengetahuannya untuk meningkatkan produktifitas menjadi vital. Pendidikan
seyogianya harus mampu membangun sumber daya manusia yang seperti ini. Oleh karena itulah kebijaksanaan pendidikan
kemudian diarahkan agar mampu menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu
menghadapi tantangan masa depan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan
seluruh aspek sumberdaya yang ada termasuk teknologi informasi dan komunikasi
(TIK).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah
menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk
dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai
bentuk susuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Fungsi teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi (Indrajut, 2004),
yakni:
1.
Sebagai gudang ilmu
2.
Sebagai alat bantu pembelajaran
3.
Sebagai fasilitas pendidikan
4.
Sebagai standar kompetensi
5.
Sebagai penunjang administrasi
6.
Sebagai alat bantu manajemen sekolah
7.
Sebagai infrastruktur pendidikan
Fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah
tersebut dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini:
B. Paradigma baru proses pembelajaran
Pembelajaran saat
ini harus berorientasi pada pembelajar sebagai individu yang memilki potensi,
kemampuan dan bakat, motivasi yang dapat digali dan dikembangkan melalui proses
belajar. Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi tetapi cenderung sebagai
fasilitator untuk menggali sumber belajar secara luas broad based learning, antara lain dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai tools guna mendukung pembelajaran dalam rangka
mempercepat dan memperluas informasi dan pengetahuan pembelajar. Untuk itu
Pengajar/pendidik juga dituntut untuk mampu mengintegrasikan teknologi dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran
berbasis teknologi informasi telah mengubah sistem pembelajaran konvensional
tradisional menjadi pola bermedia, multimedia bahkan hypermedia, seperti pemanfaatan
komputer dan perangkat lainnya serta jaringan internet untuk e-learning, video confrence, distance
learning, digital library dan sebagainya.
C. Tren dalam Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan
Ada berbagai tren yang berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam
konteks sekolah, tentunya dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses
sumber belajar online. Berikut ini adalah tren yang bekembang sebagaimana
disarikan dari artikel Newer Technologies for the Learning Society
(C.Villanueva, 2000).
1. Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih
sangat terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan
secara meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak
digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
2. Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka
dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi
menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan
kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
3. Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous
mode di mana peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang
bersamaan dan asynchronous mode di mana para peserta belajar atau berkomunikasi
secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online
(anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau
interakasi (synchronous) masih
diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat
lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru,
dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan
bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam berbagai
bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi
komputer.
4. TIK sudah menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan
mereka adalah suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana pendidikan
nasional. Bukti yang berkembang menunjukkan semakin banyak negara yang mulai
melengkapi sekolah mereka dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau
usaha peningkatan sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu
penampilan modern dan bertenologi. Bagaimanapun, dalam posisi ini banyak
pendidik yang melihat teknologi online sebagai suatu jalan untuk pengajaran,
pelajaran, dan praktek penguasaan baru, hanya mempunyai sedikit informasi
tentang potensi dan penggunaan otentik dari ICT dalam pendidikan.
Pengalaman menunjukkan
bahwa pengenalan tentang teknologi di sekolah mengalami tiga fasa, yakni suatu
tahap penggantian di mana praktek tradisional masih terjadi tetapi teknologi
baru digunakan; suatu tahap transisi di mana praktek baru mulai muncul dan
praktek lama dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi di mana teknologi
memungkinkan praktek baru dan praktek lama menjadi usang. Jika pendidik meminta
dengan tegas atas penggunaan TIK sebagai pengganti praktek yang ada, mereka
tidak dapat berperan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan yang
saat ini mereka temui.
5. Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif
terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TKI dan belajar berbasis web
menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan
latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi
siswapun meningkat secara nyata.
Para guru dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi
lebih dinamis yang memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar
dan perangkat lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para
guru kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal
pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran,
panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh
institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
6. Kelas online cenderung untuk menjadi lebih sukses jika TIK dikombinasikan
dengan suatu ilmu pendidikan yang tepat.
Area pendidikan dari pembelajaran online masih sangat muda. Saat banyak
institusi yang menawarkan kursus online, pemahaman mendalam tentang isu
pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan online masih belum diselidiki
secara mendalam.
Banyak kursus online yang hanya halaman web dikombinasikan
dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan pedagogis.
Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu penurunan dari
aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah pembelajaran tatap muka
dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk proyek dan pembelajaran mandiri
sebagai hasil pemanfaatan TIK.
7. Pembelajaran online memungkinkan siswa mempunyai kendali lebih besar
terhadap kegiatan dan isi pembelajaran. Lingkungan online menempatkan siswa di
tengah-tengah pengalaman belajar. Pada pembelajaran tradisional, pengulangan
digunakan berkali-kali dengan memperkenalkan informasi yang sangat serupa dalam
format berbeda atau dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang
berbeda. Padahal banyak siswa tidak suka latihan yang
berulang-ulang.
Internet mendorong siswa untuk menggali informasi dan
contoh praktis. Hypermedia dan multimedia memudahkan pendekatan yang belum
pernah terjadi pada pembelajaran tradisional.
Internet mempromosikan suatu alternatif jenis belajar
dengan melakukan (learning by doing) di mana para siswa diminta untuk melakukan
proyek yang berhubungan dengan situasi hidup nyata. Teknologi menyampaikan
informasi dengan penekanan pada penciptaan dan explorasi aktif terhadap
pengetahuan dibandingkan transfer informasi searah, yang memungkinkan siswa
tersebut untuk menggunakan secara penuh kemampuan kognitif mereka sendiri.
8. Corak interaktif sumber belajar memungkinkan siswa untuk terus meningkatkan
keterlibatannya dengan pengembangan isi dan dengan demikian berperan dalam
suatu situasi belajar yang lebih otentik. Sebagai contoh, para siswa dapat
mengakses perpustakaan maya di seluruh dunia. Dengan demikian mereka mempunyai
akses ke sejumlah besar informasi dan sumber belajar yang luas yang tidak dapat
dicapai dalam seting pembelajaran yang tunggal.
Sejauh yang terkait dengan guru, sejumlah besar sumber
belajar yang diletakkan di Internet telah membantu guru dalam menghadapi
tantangan mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling betukar rencangan
pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan dengan isu-isu
dan permasalahan umum.
9. Pembelajaran online menyediakan perkakas teknis yang membuat belajar lebih
mudah. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan untuk mencari
informasi dan bahan belajar adalah segera dan intuitif. Bahasa tersebut
tidaklah harus dipelajari oleh pemakai dan dapat diadopsi dengan usaha minimal.
Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat digunakan sebagai instrumen untuk mencari
dan memperoleh informasi.
Pengintegrasian komunikasi dan authoring tools, bersama
dengan alat penghubung click-to-connect telah berhasil dengan mantap
mempermudah proses mengecek email, mengakses data, dan pengaturan atas koneksi
konferensi komputer. Teknologi simulasi atau visualisasi dapat membantu siswa
untuk belajar sistem yang kompleks dengan cara yang lebih kongkrit. Komunikasi
percakapan berbasis komputer (Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin
board dapat melengkapi pertemuan tatap muka.
10. Pendidikan dan pelatihan guru sekarang meliputi pembelajaran kolaboratif
dan just-in-time. TIK membuka suatu dunia yang utuh dari belajar sepanjang
hayat melalui pendidikan jarak jauh, pembelajaran asynchronous, dan pelatihan
atas permintaan. TIK cukup fleksibel untuk memperkenalkan
kursus baru sebagai jawaban langsung atas permintaan yang semakin meningkat.
11. TIK membantu memecahkan isolasi profesional yang banyak diderita para guru.
Dengan TIK, mereka dapat dengan mudah berhubungan dengan para profesional lain,
rekan kerja, penasihat, universitas dan pusat keahlian, dan dengan sumber
belajar. Para guru kini menerbitkan bahan belajar yang mereka kembangkan di
Internet dan berbagi pengalaman mengajar mereka dengan guru lainnya.
12. Penggunaan jaringan komputer untuk mempromosikan aktivitas belajar
berkelompok menjadi semakin lebih populer. Teknologi komputer dalam pendidikan
bergerak dari belajar mandiri ke metode belajar jarak jauh berkelompok. Dengan
menggunaan perangkat komunikasi berbasis komputer dan kelompok belajar berbasis
web, siswa dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dengan mengkombinasikan
usaha mereka untuk mengembangkan suatu aktivitas atau proyek. Belajar koperatif
melalui komputer mempunyai efek positif atas kinerja tugas kelompok, prestasi
individu, dan sikap terhadap belajar kolaboratif.
13. Institusi pendidikan sedang memasuki
fase kemitraan dengan sektor swasta, terutama sekali industri teknologi
informasi, dalam rangka membantu menjaga kelangsungan hidup operasi dan
keuangan dari program pendidikan berbasis TIK. Semakin banyak sekolah menyadari bahwa berhubungan dengan sektor
bisnis tidak akan mengancam sistem persekolahan. Yang lain melihat suatu
keuntungan dalam capitalising atas produk dan jasa pendidikan mereka.
Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat menawarkan berbagai manfaat,
seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan latihan, berbagi biaya-biaya
penelitian dan pengembangan yang bersama, atau berbagi database dan isi
perpustakaan.
14. TIK meningkatkan fungsi perpustakaan dan mengubah peran pustakawan secara
hakiki. Sekolah tidak perlu melanjutkan penderitaan atas kelangkaan pendukung
perpustakaan dengan memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang tersedia di
Internet .
15. TIK mampu menghilangkan batasan-batasan jarak, ruang dan waktu yang
membatasi dunia pendidikan, sehingga pembelajar dapat dengan mudah mengakses
proses pembelajaran any time, anywhere,
serta dapat dengan mudah untuk belajar/mengakses informasi dari para ahli/pakar
atau nara sumber lain di bidang yang diminati.
Sumber
Pustaka:
Dryden, Gordon & Voss, Jeannette
(1999), ”the Learning Revolution: to
Change the Way the World Learns”, (Torrance,
California, USA:
The Learning Web).
Indrajit, Richardus Eko (2004),
“Arsitektur Sekolah Modern Indonesia”,
Presentasi Sajian.
Miarso, Yusufhadi (2004), “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”, (Jakarta: PRENADA MEDIA).
Munir ( 2009), Pembelajaran Jarak Jauh, ( Bandung,
Alfabeta).
0 comments:
Post a Comment